Wanita Mulia Cahaya Pertama....

Sabtu, 05 November 2011

relung kosong yang hilang

"permisi mbak.... bisa numpang tanya sebentar?"
"oh, ya tentu, ada yang bisa saya bantu?" responku kilat karena kaget muncul suara di ruang kosong yang sedang kudatangi ini. ya, aku sedang berkeliling-keliling melihat pameran lukisan di gedung ini. satu hal yang membuatku merasa aneh, mengapa gedung sebesar ini dengan pameran lukisan-lukisan yang begitu menakjubkan begitu sepi pengunjung, tadi saat aku menulis buku tamu, tercatat hanya tiga belas orang yang baru hadir dan berkeliling, dan sepertinya beberapa telah kembali pulang, enggan menyapa pengunjung yang lain, akupun dengan santai mulai memandangi lukisan lukisan artistik tersebut, klasik, eksotis, damai, manis, seram,, ya.. beragam namun tak ada yang bisa beralasan jenuh memandang lukisan-lukisan tersebut.
"Begini mbak... tadi saya  ke gedung ini bersama anak saya, Rylkia tapi   saat saya sedang fokus memandangi dan menhayati lukisan di pojok sana, tanpa saya sadari Rylkia sudah tidak ada dibelakang saya. apa mbak melihat anak umuran 5 tahun yang lewat disini? karena hanya mbak yang ada disini."
"maaf saya tidak melihat siapapun disini kecuali anda, justru saya sangat terkejut dengan kehadiran anda disini, "
-hahahahahahahhahahahah_ tiba-tiba gelak tawa riang memecah keheningan dalam ruangan.
"rylkia??? kamukah itu nak??" teriak papanya memastikan suara itu adalah yang ia khawatirkan sedari tadi.
setelah mendekati asal dari suara tersebut ternyata benar, rylkia berada di bawah jendela dibalik lukisan MR.Groovy si janggut biru yang berpipi tembam.
dahi rylkia berdarah cukup banyak tapi justru gelak tawa yang polos keluar dari bibir mungil merahnya.
spontan aku kaget dan segera memeluk anak yang baru kulihat itu. entah kenapa bagiku setiap anak kecil adalah adikku yang telah lama hilang. aku begitu menyayangi mereka, entah siapapun itu.
"rylkia?? kamu kenapa? sakit tidak? sini kakak obati dulu. rylkia pintar yaa.. tidak menangis. anak yang kuat..."
hiburku sambil cepat cepat memersihkan darah yang terus mengalir dari dahinya. sementara ayahnya hanya berdiri mematung dengan santai tanpa respon melihat rylkia terluka.
"kamu dari mana saja kia?? papa mencari kamu dari tadi...."
"maaf papa...tadi om groovy mengedipkan mata sama kia, trus kia diajak main deh sama om groovy, masuk kedalam lukisan kebun paman tom disebelah sana, memetik apel dan strawberry, manis-manis lho pa... tapi tiba-tiba istri paman sam marah-marah kepadaku saat aku memetik labu besarnya yang belum matang...heheheh saat aku lari kebalik pohon, aku tersandung akar besarnya dan terjatuh sampai ke bawah lukisan ini. hehehehehe lihatlah, paman groovy menertawakanku saat aku terjatuh,heheheheheh" gelak tawa rylkia makin nyaring yang justru membuatku tambah merinding.
"oh ya rylkia? bolehkah papa ikut kamu dan om groovy  ke kebun paman tom besok? papa sangat ingin makan buah apel segar yang manis.hehheheheh...." canda papanya pada rylkia sambil menggodanya dengan gelitik-gelitik kecil yang mendarat di pinggang kecilnya.
"Iya papa... aku juga akan mengajak kakak ini ikut bersama kita, iya kan kak?"
aku hanya mengangguk ragu dan takut mendengar rylkia yang tiba-tiba mengajaknya.
"pa, aku mau ke prancis dulu ya.. papa mau menitip oleh-oleh tidak...?
"tidak sayang... terima kasih... nah, sekarang pergilah, tapi jangan keluar ruangan ini ya..."
"horeeeee....." teriak rylkia kegirangan sambil berlari.

"Apa maksud semua ini??? apa yang terjadi dengan rylkia? mengapa ia justru tertawa dengan luka separah itu di dahinya? dan mengapa anda tidak khawatir? dan.. apa maksud dari semua kisah konyolnya tadi??' sergapku dengan beruntun pertanyaan pada laki-laki yang tak kukenal ini.
"mengapa anda begitu kaget? ini hal wajarkan?? anak-anak punya imajinasinya sendiri yang terkadang orang dewasa tak dapat memahaminya, dan lagi pula memang lukanya parah, tapi  itu tak kan berarti apa-apa bagi rylkia , karna sejak kecil ia memang tak pernah merasa sakit saat terluka. ya... entahlah ini sebuah kekurangan atau justru keistimewaan yang tuhan anugerahkan padanya." jawab lelaki itu dengan santai dan senyum simpul.
"jadi, itu semua hanya ocehan belaka?? bukan sungguhan?"
"ya, tentu saja. ini hal yang wajar bukan? saat kau bertemu dengan anak kecil yang otaknya penuh dengan imajinasi? kau hanya perlu mengiyakan dan ikut terlibat dalam kisah karangannya. itu membuat mereka merasa nyaman dan begitu diperhatikan."
"hm... maaf, saya terlalu terkejut. oh ya, perkenalkan, saya virdy, bisakah saya tahu nama anda?"
"senang mengenal virdy di sini, saya SBY, panggil saja saya bram"

(to be continued, inshaa allah...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar